Kabut tipis menyelimuti pemandangan hijau yang terbentang di depan mataku. Keindahan pegunungan sewu yang kehijauan dan dibelah dengan indahnya kelokan kali Oyo membuat takjub sesaat. Licinnya tempatku berpijak berupa papan yang digunakan sebagai gardu pandang tidak membuatku takut ketika sudah melihat indahnya pemandangan indah disana. Apalagi pagi itu tidak banyak pengunjung yang datang sehingga untuk menikmati pemandangan dari beberapa titik gardu pandang tidak perlu mengantri. 
Pemandangan perbukitan sewu dengan indahnya Kali Oyo memang menjadi daya tarik utama wisata bernama Bukit Panguk Kediwung yang baru saja dibuka tersebut. Sebenarnya apa yang disajikan di Bukit Panguk bukanlah hal baru karena lokasi wisata seperti Kebun Buah Mangunan, Bukit Mojo, hingga Jurang Tembelan menghadirkan pemandangan yang sama seperti Kedung Panguk. Akan tetapi masing-masing tempat wisata tentu memiliki perbedaan tersendiri sehingga menarik minat pengunjung untuk datang. Begitu pula Bukit Panguk Kediwung yang memiliki keunikan tersendiri dimana disana disuguhkan berbagai spot foto atau gardu pandang yang bentuknya sangat menarik mulai dari papan yang berbentuk hati, berbentuk perahu, hingga bentuk lainnya yang membuat pengunjung semakin tertarik untuk foto-foto disana. Untuk setiap spot foto pengunjung harus membayar Rp 3000 saja dan bisa berfoto sepuasnya. Namun pada waktu liburan dan banyak pengunjung yang datang kesana maka kita harus mengantri terlebih dahulu. 
Meskipun waktu menunjukkan sudah jam 9 pagi namun kabut-kabut tipis masih menyelimuti pemandangan yang membentang dihadapanku. Suasana pagi itu semakin syahdu ketika rintik-rintik hujan masih menetes dan membuat udara menjadi dingin. Setelah puas mencoba foto di beberapa spot, kemudian aku berjalan ke spot foto yang bentuknya menyerupai hati. Jalanan becek dan licin sehabis hujan membuat aku beberapa kali hampir terpeleset. Namun untungnya aku selalu berhasil menyeimbangkan badan sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Setelah mencapai di spot foto berbentuk hati kemudian aku mencoba berfoto beberapa kali. Pemandangan dari spot foto tersebut ternyata tidak semenarik dari spot foto yang ada diatas. Namun aku menikmati waktu agak lama dengan duduk disana menikmati pemandangan hijau yang menyejukkan mata. Saat-saat seperti ini membuatku teringat pada seseorang yang jauh disana. Berharap kami bisa duduk bersama menikmati pemandangan indah ini.



Puas berfoto dan menyusuri area wisata tersebut akupun tidak lupa membayar kepada petugas yang menunggui spot wisata. Ketika akan membayar ternyata Bapak yang aku lupa namanya tersebut malah mengajak mengobrol banyak hal (Sebut saja Bapak Edi). Bapak tersebut ternyata merupakan orang yang dulu menggagas area tersebut untuk dijadikan sebagai tempat wisata. Bapak tersebut bercerita bahwa pada awalnya banyak masyarakat yang tidak menyetujui ide pembukaan lahan tersebut sebagai lokasi wisata. Masyarakat lain menganggap bahwa hal tersebut akan sia-sia karena lokasi desa yang mereka tinggali terletak di paling ujung dengan akses jalan yang masih jelek. Namun penolakan mayoritas warga yang ada disana akan ide yang digagas Bapak tersebut tidak membuat ia mengurungkan niat baiknya agar desa yang ia tinggali bisa berkembang. Kemudian ia menggerakkan pemuda karang taruna di desa tersebut untuk bergotong-royong babat alas dan membuat jalan yang lebih layak sehingga kawasan tersebut yang awalnya merupakan hutan milik perhutani siap untuk dijadikan wisata. Dengan usaha kerasnya tersebut akhirnya kurang dari setahun lokasi wisata Bukit Panguk Kediwung  yang baru berdiri tersebut telah banyak dikunjungi wisatawan dari dalam maupun luar kota. Bahkan pada waktu tahun baru pengunjung sempat membludak dan banyak wisatawan yang harus antri berjam-jam karena ini berfoto di spot menarik yang ada disana. 
Dusun Kediwung pun yang letaknya di ujung dan paling pelosok pun kini bisa menggeliat perekonomiannya berkat inisiatif dari warganya sendiri. Masyarakat disana banyak yang terbantu karena ada sumber ekonomi baru mulai dari menjaga parkir, mengelola lokasi wisata, jasa motret, hingga usaha tempat makan di area wisata. Tidak berhenti di situ saja, Bapak Edi masih memiliki ide-ide cemerlang lainnya yang ingin ia realisasikan. Beberapa idenya yaitu mulai dari membuka wisata arum jeram atau mengendarai gethek di sungai oyo hingga membuka penginapan dengan konsep alami di daerah tersebut. 
Dari perjalanan ini aku mengambil banyak sekali pelajaran yang bisa diambil yaitu bahwa usia tidak membatasi seseorang untuk terus menelurkan ide-ide cemerlang yang bisa membawa perubahan. Kemudian jika kita percaya bahwa ide yang kita miliki itu bermanfaat maka realisasikanlah, meskipun banyak orang yang tidak mendukungnya. Aku sendiri sangat kagum akan sosok Bapak Edi karena semangatnya untuk membawa perubahan dan bermanfaat bagi masyarakat disana. Saat ini sayangnya tidak banyak orang-orang seperti Bapak Edi. Banyak dari kita lebih sibuk dengan urusan sendiri-sendiri sehingga tidak ada waktu untuk memikirkan berbagai macam masalah sosial yang ada disekitar. Sebagai anak muda, semangatku merasa tersulut dengan cerita yang disampaikan dengan Bapak Edi tersebut. 
Saking asyiknya bercerita aku tidak sadar bahwa kami sudah berdiri selama kurang lebih satu jam untuk mendengarkan cerita dari Bapak Edi. Teman seperjalananku, Imada, daritadi sudah memberikan kode untuk mengakhiri pembicaraan karena hari sudah mulai siang dan kami harus segera turun ke kota Yogyakarta. Namun sebelum turun kami terlebih dahulu menyantap semangkuk mie rebus dan ayam goreng lezat di warung milik istrinya Bapak Edi. Kelezatan ayam goreng dengan sambel tomatnya yang lezat tidak akan kulupakan. Rasa nikmat tersebut tidak bisa kudapatkan di tempat-tempat makan penyetan yang ada di Yogyakarta. Ketika membayar ternyata kelezatan makanan yang kupesan semakin bertambah karena harganya sangat murah sekali. Kini ketika aku menuliskan tulisan ini aku jadi kepikiran untuk datang ke Bukit Panguk lagi. Bukan karena ingin foto-foto lagi di spot menarik yang ada disana, namun hanya karena ingin menikmati lagi sepiring ayam goreng dengan sambel tomatnya yang menggoyang lidah dan harga murah. Kalian harus mencobanya.