camping area Pantai Ngrumput

Dari sekian banyak pantai yang ada di Gunung Kidul, Pantai Ngrumput inilah yang cocok buat camping. Kenapa? Karena di waktu weekend pantai ini gak terlalu ramai. Trekking-nya juga gak jauh-jauh banget. Dari sini juga bisa jalan kaki menuju Puncak Kosakora. Pokoknya pantai ini PAS buat camping rame-rame bareng temen dikala Kamu penat dengan semua pekerjaan kantor atau tugas kuliah. 


Awalnya, aku sendiri gak ada niatan buat nge-camp di pantai. Pokoknya akhir Minggu pengen ke Jogja aja. Satu, karena rindu. Dua, karena ada yang mau diurus. Lalu muncullah alasan ketiga, yaitu diajak temen kantor lama buat nge-camp di pantai. Yasudah, pas banget aku mau ke Jogja ya langsung cusss saja!


Dari Semarang pagi sampai di Jogja siang hari. Kemudian berkumpul di kosan temen buat bareng-bareng berangkat ke pantai. Total waktu itu ada 10 orang yang masing-masing berboncengan. Bahkan ketika mau berangkat pun aku masih gak tau mau nge-camp dimana. Yaudah yang penting aku ngikut aja. 


Perjalanan berangkat terasa laaamaaaa sekali. Start sekitar jam 3-an sore, dengan harapan bisa lihat sunset di pantai. Namun karena Kami saling menunggu satu sama lain agar tidak ketinggalan, harapan itu pun cuma tinggal harapan hehe. Jadilah perjalanan yang harusnya bisa ditempuh 2 jam, jadi molor hingga akhirnya tak kebagian sunset lagi. 


Kami menempuh rute via Panggang untuk perjalanan menuju pantai. Rute Panggang menurutku lebih asyik ya. Selain tak banyak kendaraan yang berseliweran, jalan Panggang pun sekarang sudah mulusssss. Sedikit lampu merah dan jalan pun gak terlalu berkelok-kelok. Bahkan menurutku lebih asyik daripada lewat rute via Jalan Wonosari. Mungkin jika Kamu berencana ke Gunung Kidul, bisa coba kesana lewat daerah Panggang. 


Sesampainya di daerah pantai Gunung Kidul, rombongan sempat bingung dan muter-muter di daerah Pantai Drini. Aku kira, Kami akan nge-camp di Pantai Drini. Wah udah males banget aku kalau nge-camp disana. Soalnya di Pantai Drini menurutku kurang oke buat camping. Udah terlalu kawasan wisata Gunung Kidul lah, agak ramai dan sedikit kotor. Bayanganku kan nge-camp di area yang masih jarang orang kesana plus gak terlalu ramai. 


Untungnya, aku dan temenku se-frekuensi. Jadilah dia membawa Kami buat nge-camp di area camping Pantai Ngrumput. Ketika sudah sampai area parkir, hari sudah gelap. Kebetulan di area parkir tersedia mushola dan kamar mandi. Temen-temen pun sholat dulu disana sebelum menuju ke camping area Pantai Ngrumput. Soalnya di kawasan camping area Pantai Ngrumput sudah gak ada lagi kamar mandi dan mushola. Jadi jika mau pipis atau kebelet pup ya harus jalan kaki dari camping area ke parkir area. 

Dari area parkir, Kami harus berjalan sekitar 10 menit melewati jalan berbatu tajam, perkebunan milik warga, ditambah dengan trekking naik turun. Karena hari sudah petang, maka wajib banget membawa penerangan menuju ke camping area. Usahakan buat memakai sandal yang gak licin atau sepatu olahraga. Pokoknya jangan pakai alas kaki yang licin jika gak mau kepleset waktu trekking ya!


Kalau menurutku trekking ke Pantai Ngrumput Gunung Kidul ini masih dalam kategori wajar ya. Jadi cocok buat siapapun yang mau kesana. Soalnya pernah ngerasain trekking yang lebih sadisss lagi waktu ke Pantai Greweng Gunung Kidul. Ini gak ada apa-apanyalah yaaa. Namun kalau disuruh bolak-balik ya malas juga. Hehe


Ketika sudah sampai di kawasan camping area Pantai Ngrumput, Kami segera mencari spot nyaman untuk mendirikan tenda. Kami tiba disana belum ada jam 8, namun sudah ada beberapa tenda yang terpasang di pinggir pantai. Camping area Pantai Ngrumput ini cukup luas. Bisa pilih area yang langsung di pinggir pantainya atau area di balik pepohonan. Akhirnya Kami memilih mendirikan tenda di balik pepohonan. Pertama, menghindari ombak jika sewaktu-waktu tinggi. Kedua, yaudah temen-temen maunya juga disitu hehe. 


Ah...rasanya seneng banget pas waktu mau mendirikan tenda. Semesta seakan-akan mendukung. Langit cerah, bintang bertaburan, keliatan sangat sangat indah. Kami pun membagi tugas satu sama lain. Ada yang mendirikan tenda, ada yang membuat makanan dan minuman, ada yang ngeliatin plus nyenterin. Setelah drama-drama dikit waktu mendirikan tenda, akhirnya dua tenda pun berhasil terpasang. 


Kami pun menikmati malam dengan bakar-bakar sosis, bakso, dan jagung. Sembari sesekali gonjrengan bermain gitar. Duh syahdu sih rasanya. Gak ada sinyal, makan-makan, sambil nyanyi-nyanyi ceria. Oiya, jika Kamu pengen bebakaran juga, jangan lupa bawa arang dari rumah. Untuk kompornya bisa buat masak air saja. Jadi lebih hemat ya!


Setelah kenyang makan-makan akhirnya Kami nyoba aktivitas lain, yaitu bermain UNO! Games ini bisa banget jadi pemecah sekaligus pemersatu umat yaa. Seru sih main ini bareng temen-temen. Hingga akhirnya Kami semua larut bermain UNO berjam-jam lamanya. Kami pun berhenti bermain ini karena ada 2 orang teman yang menyusul. Untung deh gak keterusan bermain UNO sampai pagi.


Waktu menunjukkan lewat tengah malam. Beberapa orang memilih pergi tidur, ada pula yang gak bisa tidur dan memilih ngobrol bareng. Ngobrol banyak hal dari gak penting sampai yang agak penting. Buat aku yang baru beberapa bulan resign dari kerjaan, rasanya masih sedih meninggalkan teman kerja se-seru mereka. Mereka itu menyenangkan banget sebagai teman kerja sekaligus teman ngobrol. Sangat menyenangkan. Tapi ya gimana, ada satu dua tiga hal yang menjadi pertimbangan hingga akhirnya aku memilih CUKUP. 


Obrolan pun terus mengalir hingga tak terasa hingga waktu menunjukkan pukul 3.30 WIB. Alarm ku berbunyi. Kulihat orang-orang yang tadi ikut ngobrol mulai mengantuk. Namun mereka tetap rebahan di luar tenda dengan beralaskan seadanya. Aku pun belum terlalu ngantuk. Pengen rasanya motret milky way dan aku terus menerus menatap langit sambil rebahan di luar tenda. Tapi bintang malah makin hilang. Waktu pukul 4.30 WIB, angin makin kencang, milky way gak mungkin kelihatan, lalu kuputuskan untuk tidur ke dalam tenda. 


Saking nyenyaknya tidur, matahari pun sudah cukup tinggi. Sunrise udah lewat dan aku bergegas keluar tenda. Berharap dapat sisa-sisa sunrise yang masih oke buat di potret. Yah sayangnya memang matahari sudah cukup tinggi. Aku yang masih linglung bangun tidur, akhirnya memutuskan untuk berjalan sendirian berkeliling pantai. Lumayan lah masih dapet golden hour, meskipun melewatkan sunrise. Beberapa teman ada yang ke kamar mandi, ada pula yang asyik berduaan hihi, ada pula yang masih tidur nyenyak.


view di sekitar Pantai Ngrumput


Asyik sekali suasana pagi di Pantai Ngrumput. Gak terlalu banyak orang, ombaknya juga tenang, dan di sekitarnya ada beberapa batu besar yang ikonik. Agak ke tengah pantai, ada beberapa orang yang mencari ikan. Sesekali mereka lari-larian untuk menepi ketika ombak besar datang. Dari kejauahan aku mengamati mereka. Kadang ngeri juga ketika ombak besar datang menghampiri.


Para pencari ikan

Puas jalan-jalan sendiri, akupun balik ke camping area dan membuat Pop Mie untuk mengganjal perut. Oiya bila Kamu mau camping disini, usahakan untuk bawa air yang cukup ya. Soalnya repot jika airnya kurang dan harus bolak balik ke warung. Lumayan lah seporsi Pop Mie bisa menjadi energi di pagi hari. Setelah kenyang, beberapa teman ada yang memilih bermain UNO (lagi) dan ciwi-ciwi ada pula yang berfoto-foto syantik. 


temen-temen cewekku

memotret pengunjung lain dari atas tebing

Hari udah mulai siang, namun rasanya mager banget buat beranjak pulang. Hal yang kusuka waktu ke pantai yaitu sinar mataharinya dan tiupan angin yang membelai-belai wajahku. Duh rasanya aduhai. Apalagi sambil gitaran ditemani sama orang-orang kesayangan. Lengkap sudah. Jadi males balik hehe.


Tapi setiap perjalanan, pasti ada kata pulang. Ketika matahari semakin terik, Kami pun bersiap-siap untuk pulang. Sampah-sampah tidak Kami bawa pulang, namun Kami kumpulkan. Kata petugasnya, sampah ditinggal saja, nanti mereka yang mengambil sampah-sampahnya. Jika dilihat, memang kawasan disana cukup bersih kok. Padahal ya sering dibuat camping untuk orang-orang. Belum selesai mengumpulkan sampah, ada seorang Ibu yang minta izin mengambili sampah botol. Mungkin mau dijual lagi atau gimana. 



full team! Thank you guys!

Terima Kasih teman-teman... 
Menyenangkan sekali mengenal kalian, 
Menyenangkan sekali menghabiskan waktu dengan kalian, 
Menyenangkan sekali liburan bareng kalian.


Meskipun aku kerjanya udah gak bareng kalian, tapi kita bisa liburan bareng kok!



*Tiket masuk pantai Gunung Kidul : 10.000/orang
*Parkir : 5000/motor
*Izin camping : 15.000/tenda


“Oke besok Kita bangun jam 3 ya buat Lava Tour Merapi”, Kata Boss Aku yang mendadak ngide buat ngajak anak-anak sekantor nyobain Lava Tour dan lihat sunrise di Kaliadem. Padahal itu diluar agenda. Niat awal cuma nginep di Kaliurang buat membahas OKR (Objective Key Result) kantor, malah sekalian diajak berpiknik ria.

Dengan semangat 86 tentu banyak yang mengiyakan ajakan Pak Boss. Aku pun juga demikian. Ambisiku buat lihat Merapi tanpa ketutup awan memang belum tuntas. Nah ini ada ajakan buat lihat Merapi di pagi hari ya mana bisa aku tolak. Harapanku sih bisa dapet sunrise dan lihat Merapi tanpa ketutup awan.

Udah tau besok harus bangun lebih pagi, malah malamnya Aku masih sibuk mencari massa buat maen Warewolf bareng. Tapi karena gak ada yang tertarik, yaudah aku duduk di pojokan sambil ngobrol-ngobrol lucuuk bareng beberapa temen. Hemmm…obrolan yang lucu sekali.

Lalu setelah ber haha hihi ciya ciye dalam sebuah convo malam itu, akhirnya Aku memilih untuk TIDUR. Get some sleep for my body and mind. Dengan rapihnya, temenku udah menyiapkan beberapa jurus untuk bisa bangun pagi. Pasang alarm banyak banyak!

Udah siap buat bobok cantik, eh malah temenku ngajakin pillow talk. Alhasil curhat-curhat manja dikit sebelum tidur. Hemm….cerita ke dia tentang my broken relation dan hal lainnya yang gak jauh-jauh tentang perasaan. Dasar! cewe sama cewe kalau udah ketemu ya ngobrolinnya ga jauh jauh dari itu deh.

Gak mau berlama-lama pillow talk, akhirnya aku memilih buat tidur.

Sesuai dugaan! Paginya Kami gak bisa bangun tepat waktu. Ah lupakan saja itu bangun jam 3. Nyatanya, Adzan shubuh berkumandang, Kami baru bangun dan beranjak dari bed. Dengan gaya slow-ku, akupun bersiap-siap untuk gasss Lava Tour. Dan ternyata di halaman parkir villa, sudah terparkir 5 jeep gagah yang menunggu Kami untuk berangkat.

Saat itu udara gak terlalu dingin. Pas banget dan sooo heaven lah pokoknya udara di Kaliurang. Jadi ngebayangin punya satu rumah disini dan dikunjungin kalau lagi pengen menyendiri. Pukul 5 pagi, Semburat-semburat cahaya matahari sudah nampak. Langit yang berwarna kebiru-biruan pekat masih terlihat cantik dengan beberapa bintang bersinar dan bulan yang minimalis. Melihat jam udah segitu, Ah hopeless rasanya lihat sunrise di Merapi. Tapi, gak lama akhirnya Kami pun berangkat menuju track Lava Tour Merapi. 

view di depan villa

Track pertama yaitu Bunker Kaliadem. Tempat yang paling mainstream di Kaliurang, tapi memang itu jadi spot terbaik untuk menikmati Gunung Merapi dari dekat. Sampai disana, langit udah berubah jadi putih, udah terang. Namun untungnya, Kami masih bisa menikmati golden sunrise ketika Matahari perlahan-lahan bergerak naik. I Swear, it’s So beautiful. Ya meskipun dapetnya sunrise tipis-tipis karena kesiangan. Tak apalah!


Lucky Us! Hari itu cerah dan gak mendung sama sekali. Dan resolusiku buat liat Merapi tanpa ketutup awan pun udah tercapai dong. Pagi itu Merapi benar-benar cantik dan gagah. Lebih gregetnya lagi, di Bunker Kaliadem gak terlalu ramai wisatawan. Jadi ya Aku bener-bener bisa menikmati suasananya.


Landscape Gunung Merapi



Sebelumnya aku udah pernah beberapa kali ke Bunker Kaliadem atau ke Bukin Klangon buat lihat Gunung Merapi lebih dekat. Tapi selalu aja failed karena kesiangan. Sampai disana pasti Merapi udah ketutupan awan dan gak kelihatan lagi. Memang kata orang-orang sana, kalau pengen lihat Merapi ya harus datang pagi hari sebelum jam setengah 8 atau jam 8. Setelah jam-jam itu, biasanya kabut akan turun dan menyelimuti Gunung sampai gak keliatan.


Kalau ikut Lava Tour Merapi, Kita biasanya akan diberi batasan waktu. Waktu itu juga Kami diberikan batasan waktu buat foto-foto dan mengeksplore sekitar Bungker Kaliadem. Kalau kesana jangan Cuma foto-foto di sekitaran tulisan Bunker Kaliadem aja atau Cuma foto-foto diatas batu dengan background gunung Merapi. Jangan! Karena foto-foto kaya gitu udah mainstream banget. Cobalah buat ke sisi utara, ke tempat yang lebih sepi dan banyak tumbuhan-tumbuhan liar. Bisa jadi itu bakal jadi spot yang Oke untuk berfoto. Gak takut bocor karena banyak orang dan view nya gak kalah kece.


Setelah puas foto-foto dengan kamera HP, yang hasilnya juga lumayan okelah. Akhirnya Kami kembali ke tempat parkir jeep untuk melanjutkan perjalanan ke rute selanjutnya. Untuk rute selanjutnya aku agak lupa sepertinya ke Tebing Gendol dan Batu Alien. Biasanya jasa penyewaan Lava Tour Merapi sudah menawarkan paket rute yang ingin dikunjungi. Namun untuk rute selanjutnya bagiku ya biasa aja lah. Aku udah cukup puas waktu di Bungker Kaliadem, jadi gak fokus lagi mau kemana setelah itu. ehehe

Tapi rute terakhir dari Lava Tour Merapi ini bener-bener unforgetable dan misal Kamu pengen nyoba Lava Tour Merapi, Kamu harus pilih paket yang ada rute ininya! Yaitu rute offroad di Kali Kuning. Itu menyenangkan banget si. Bener-bener berasa naik jeep beneran.

Jadi di rute terakhir ini Kami terpaksa harus basah-basahan karena jeep akan melewati sungai. Untungnya si Bapak driver baik banget. Sebelum sengaja diceburkan ke sungai, aku minta waktu buat ngamanin HP dan melepas sweaterku. Akhirnya setelah ready, Bapaknya pun langsung gassspolll jeep yang Kami tumpangi melewati sungai yang namanya Kali Kuning. Airnya si gak terlalu dalem. Tapi yha kalau lewat situ dengan kecepatan tinggi, mau gak mau ya basyaaaahhh!




Apalagi jalanan di pinggir Kali Kuning  itu berkerikil. Bayangin deh Kamu naik kendaraan posisi gass polll, terus jalannya berkerikil, dan akhirnya sengaja nrabas sungai. Ya pasti basah semua dong ya. Aku pun waktu itu langsung pegangan kuat-kuat biar gak gejeduk-gejeduk. Dramanya lagi nih, waktu itu kan ada beberapa jeep. Dan tim lain yang ada di jeep yang berbeda sengaja pasang gass poll ketika melintas di jeep yang aku tumpangin. Itu nyesek sih jadi kecipratan dan basah seketika. Mau kesel tapi kok ya seneng. Hayo…


Puas berbasah-basahan di Kali Kuning, akhirnya Kami pun diantarkan kembali ke villa tempat Kami menginap. Agak menggigil juga si waktu di jalan dengan posisi basah. Tapi keseruan yang udah dilalui emang unforgetable banget! Soooooo WORTH IT lah sekali kali nyobain LAVA TOUR MERAPI





Jadi kalau Kamu pengen lihat Merapi tanpa ketutup kabut, JANGAN MALAS BANGUN PAGI !

Kalau Kamu pengen nyoba pengalaman yang berbeda di Kaliurang, Coba deh ikutan Lava Tour Merapi. Gak bakal nyesel apalagi kalau kesananya bareng rombongan.