for info: this is my friends, not me anyway ;)



Aku selalu suka pergi ke Puncak Becici. Tempat yang secara personal sangat berkesan buatku dan disana pula aku banyak meninggalkan jejak-jejak kenangan bersama orang yang sangat spesial. Dia pulalah orang pertama yang mengajakku kesana. Bahkan jauh sebelum tempat itu terkenal karena Obama berkunjung kesana, aku lebih dulu menginjakkan kaki dengannya di Puncak Becici yang waktu itu belum ada fasilitas pendukungnya seperti mushola, warung makan, kamar mandi, dan berbagai macam spot foto yang menarik.

Dulu sewaktu pertama kali aku kesana, Puncak Becici adalah tempat yang belum terlalu ramai dengan pengunjung. fasilitas yang dibuat waktu itu hanya gazebo-gazebo sederhana untuk tempat istirahat dan papan di atas pohon yang fungsinya sebagai gardu pandang. Namun tetap saja aku selalu terkesan sejak pertama kali datang ke Puncak Becici. Dari atas Puncak Becici kamu bisa melihat pemandangan hamparan sawah, rumah warga, hingga jika beruntung kamu bisa melihat Gunung Merapi dari kejauhan. Suasana yang tenang membuat tempat tersebut menjadi semakin menyenangkan. Apalagi ketika akan sampai ke Puncak Becici kita akan melewati hutan pinus yang membuat ambience tempat tersebut semakin indah seperti di film-film twilight.

Setelah itu aku selalu suka untuk kembali lagi kesana. Meskipun udah pernah sebelumnya namun aku tak pernah bosan sekalipun. Kunjungan selanjutnya bersama teman-teman kampus dan disana sudah rapi serta fasilitasnya pun sudah lengkap. Pengunjung yang datang pun semakin banyak. Jadi ketika mau foto di gardu pandang harus antri bergantian dengan pengunjung lainnya.

Kunjungan terakhir kesana yaitu bulan Agustus yang lalu. Sebenernya awalnya nggak sengaja juga memilih Puncak Becici untuk tempat main sekaligus momen terakhir dengan teman-teman KKN dan pemuda Garongan. Tempat itu aku pilih karena awalnya berencana mau main ke Pantai di Gunung Kidul namun waktunya terlalu mepet. Akhirnya akupun mengusulkan ke Puncak Becici. Harapanku sih sebenernya disana nanti bisa melihat indahnya sunset dari atas Puncak. Karena hari itu cerah, pasti sunset dari sana akan sangat indah.
Tapi rencana tinggalah rencana. Apa yang aku bayangkan ternyata meleset. Kami yang pergi dengan membawa rombongan 5 motor ternyata nggak bisa mengejar sunset yang indah hari itu. Kami berangkat terlalu sore dan terlalu lama dijalan sehingga kamipun nggak bisa menikmati keindahan sunset di atas Puncak Becici. Sepanjang jalan aku masih kesel sendiri karena sunset sore itu bener-bener indah dan langit sedang cerah-cerahnya tapi aku Cuma bisa menikmatinya di perjalanan tanpa bisa mengabadikannya. Kemudian akupun jadi nggak semangat lagi pergi ke Puncak Becici. Biasanya aku ke Puncak Becici pagi atau siang hari dan menikmati keindahan pemandangan disana dan keindahan hutan pinusnya. Nah sekarang aku kesana saat petang menjelang malam. Aku pun terus berpikir kalo disana nanti nggak bisa mendapatkan pemandangan indah dan foto yang bagus karena hari sudah petang. Namun ternyata dugaanku itu salah. Aku malah mendapatkan view yang indah dan berbeda dari pengalamanku kesana sebelumnya.

Ternyata saat petang kita pun masih bisa menikmati keindahan dari atas Puncak Becici. Jika biasanya yang kulihat adalah hamparan hijau. Kini saat petang aku dapat melihat kerlap-kerlip lampu dari rumah-rumah warga dan kendaraan yang terlihat kecil ketika dilihat dari atas. Pemandangannya hampir mirip ketika berkunjung ke Bukit Bintang. Tapi bagiku view lampu-lampu kota dari atas Puncak Becici lebih indah dan istimewa. Apalagi dari atas angin berhembus sepoi-sepoi yang semakin membuat suasana menjadi syahdu petang itu. Bahkan saat itu kami bertemu dengan dua bule yang menikmati petangnya di atas Puncak Becici. Tanpa canggung mereka saling berciuman dan berpelukan tanpa mempedulikan pengunjung lainnya. Mungkin itu adalah ekspresi kegembiraan mereka setelah melihat view yang indah di atas Puncak Becici.



Meskipun waktu itu aku tak beruntung karena melewatkan sunset di atas Puncak Becici namun untungnya aku masih bisa mendapatkan blue hour di atas sana. Perpaduan antara view lampu kota dan langit biru saat petang hari membuat foto-foto siluet yang diambil disana menjadi lebih indah. Karena tak mau menyia-nyiakan the best timing tersebut akhirnya kami pun saling bergantian foto satu per satu. Lain waktu aku masih ingin mengejar sunset di atas Puncak Becici. Bagiku Puncak Becici tak pernah membosankan meskipun sudah berkali kali kesana selalu saja menyenangkan.


Hal yang paling menyenangkan ketika berkunjung kesana adalah fasilitasnya yang lengkap dan harga tiket yang murah. Kalo kamu pengen main kesana motoran bersama temanmu maka kamu cukup mengeluarkan kocek 7000 rupiah saja untuk parkir satu motor dan sudah termasuk tiket untuk dua orang. Selain bisa menikmati keindahan pemandangan hijau dari atas Puncak atau gardu pandangnya kamupun juga bisa berfoto cantik di antara pohon pinus yang menjulang tinggi dan rapi. Bagi yang suka selfie atau wefie, disana banyak spot foto buatan yang sengaja dibuat untuk para pengunjung yang suka berfoto. Bagi yang datang dari luar kota, kamu bisa membeli oleh-oleh dari toko yang ada di area wisata. 

Untuk sekedar mengisi perut, disana banyak warung yang menjual makanan dan minuman. Namun makanan yang dijual disana bukanlah makanan khas daerah setempat. Tapi sangat rekomen bagi kamu yang pengen hemat karena harga makanan yang dijual disana tergolong murah untuk ukuran tempat wisata. selain semua itu hal yang paling kusuka di Puncak Becici adalah banyak terdapat kamar mandi dan ada musholanya juga. Kemarin terakhir kesana bahkan sudah dibangun mushola lagi yang lebih besar dan bagus. Jadi kalau mau berlama-lama di Puncak Becici menikmati suasana disana nggak perlu khawatir lagi ketika mepet waktu sholat karena fasilitas disana sudah lengkaaaapppp.