Di pantai
utara Jawa tepatnya di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, terdapat
wisata dan konservasi hutan mangrove. Meskipun kondisi ekowisata yang
berkembang disana tidak sebagus dengan wisata hutan mangrove yang berada di
Bali dan Surabaya, namun saya yakin jika tempat tersebut dikelola dengan serius
oleh pemerintah pasti akan berkembang menjadi ekowisata yang menarik banyak
wisatawan. Namun upaya pelestarian yang dilakukan oleh pemerintah juga harus
didukung dengan kesadaran tinggi masyarakat sekitar akan pentingnya menjaga
kelestarian hutan mangrove.
Spesies Burung Bangau pada ekosistem hutan Mangrove |
Dahulu di daerah
konservasi hutan mangrove tersebut terdapat sebuah kampung kecil, namun
kemudian kampung tersebut terkena abrasi air laut. Pemerintah lalu melakukan
bedol desa dan memindahkan penduduk yang tinggal di sekitar area tersebut ke
daerah lain. Namun saat ini disana masih terdapat beberapa kepala keluarga yang
tetap memilih tinggal disana meskipun abrasi pantai membuat kerusakan pada
rumah mereka. Ketika kesana, akan nampak bekas-bekas rumah yang sudah tidak
ditinggali dan termakan oleh abrasi. Sekitar lima tahun yang lalu memang
didaerah itu belum banyak ditumbuhi pohon bakau disekitar bibir pantai. Maka
tidak heran jika abrasi pantai didaerah itu cukup memprihatinkan. Namun
sekarang ini didaerah tersebut sudah dilakukan konservasi hutan mangrove.
Disepanjang bibir pantai sudah banyak tumbuh pohon-pohon mangrove. Selain untuk
mencegah abrasi, hutan mangrove juga memiliki peran sebagai ekosistem udang dan
ikan-ikan. Bahkan juga sebagai ekosistem berbagai macam burung. Ketika
mengunjungi konservasi hutan mangrove yang ada di Demak, banyak sekali terlihat
burung bangau berwarna putih yang hidup bebas di hutan mangrove. Pengunjung
dilarang untuk memburu dan menangkapnya. Ada sangsi tegas jika pengunjung
melakukan hal tersebut. Sayangnya, kondisi konservasi hutan mangrove disana kurang
terjaga kebersihannya. Banyak sekali sampah-sampah yang menyangkut di akar-akar
pohon mangrove. Entah darimana asalnya sampah plastik yang mengotori pantai
tersebut. Apakah sampah itu memang akibat ulah dari pengunjung yang membuang
sampah sembarangan, atau malah jangan-jangan sampah tersebut berasal dari
sungai kemudian terbawa arus hingga ke pantai. Sebagai warga asli desa sana,
Saya memang mengetahui fakta bahwa masyarakat yang hidup didaerah itu “hobby”
membuang sampah ke sungai atau laut. Sepertinya membuang sampah disungai memang
sudah menjadi semacam hal yang wajar. Karena mereka tidak menemukan tempat lain
untuk membuang sampah selain di kali. Seharusnya perlu dilakukan penyuluhan
akan pentingnya kesadaran menjaga kebersihan pantai. Agar masyarakat juga sadar
bahwa tindakan mereka membuang sampah ke kali adalah tindakan salah yang dapat
membawa dampak negatif untuk lingkungan.
Seaindainya
saja konservasi mangrove yang ada disana sama bagusnya dengan hutan mangrove
yang ada di Bali ataupun Surabaya. Pastilah banyak wisatawan yang akan
berkunjung dan hal itu dapat mendorong perekonomian warga disekitar sana
menjadi lebih baik. Kebanyakan warga yang ada disana hanya memiliki mata
pencaharian sebagai nelayan. Dan masyarakat yang berada disekitar pantai
memiliki pekerjaan sampingan sebagai penjaga pantai, tukang parkir, hingga
membuka warung makan yang menjual berbagai macam olahan mangrove seperti kripik
daun mangrove, roti mangrove, dan cemilan dari biji mangrove. Umumnya ekonomi
masyarakat disana memang berpenghasilan rendah. Karena uang yang diperoleh tiap
hari juga tidak menentu, tergantung dari hasil melaut yang mereka dapatkan.
Karena itu, banyak anak-anak disana yang tidak mendapatkan pendidikan dengan
baik. Kebanyakan anak-anak disana hanya berpendidikan hingga tamat SMP/SMA.
Selain itu mereka juga lebih suka ikut melaut ataupun bekerja sebagai buruh
pabrik daripada harus bersekolah tinggi-tinggi. Karenanya, untuk memutus rantai
kemiskinan yang ada disana dibutuhkan usaha keras. Mindset masyarakat
disana harus diubah bahwa pendidikan adalah jalan keluar dari dari kemiskinan.
Tidak banyak
orang yang tahu keberadaan konservasi hutan mangrove di Demak. Karena lokasinya
memang cukup terpencil dan jalan menuju kesana pun harus menggunakan sepeda
motor atau kendaraan roda empat. Namun belakangan ini berkat social media
media seperti instagram, banyak pengunjung yang datang kesana. Mereka umumnya
hanya ingin berjalan-jalan kesana melihat hutan mangrove dan sekedar berfoto
ria atau bahkan banyak yang menjadikan tempat wisata hutan mangrove sebagai
lokasi pacaran. Padahal tempat konservasi hutan mangrove bisa dijadikan sebagai
sarana wisata dan edukasi khususnya bagi para pelajar. Sehingga akan timbul
kecintaan dengan alam dan semangat untuk melestarikan lingkungan. Untuk masuk
kesanapun tidak mahal, pengunjung hanya dikenakan biaya parkir. Dan untuk masuk
ke kawasan hutan mangrove, pengunjung tidak dikenakan biaya retribusi. Disana
pengunjung dapat melihat pohon-pohon mangrove yang tumbuh dengan rapat,
beton-beton pemecah ombak, dan juga disana terdapat makam Syekh Abdullah
Mudzakir. Meskipun bangunan dan rumah yang ada disekitar bibir pantai mengalami
kerusakan parah, namun berbeda dengan makam tersebut. Makam tersebut masih utuh
dan berada ditengah laut. Untuk menuju kesana bisa melewati jembatan beton.
Pada hari-hari besar agama Islam biasanya makam tersebut ramai dikunjungi
orang-orang dari luar daerah. Ketika berkunjung kesana, jangan lupa mencicipi
aneka cemilan dari olahan pohon mangrove. Dan yang ingin berkeliling pantai,
bisa mencoba naik perahu nelayan. Biasanya mereka dengan senang akan
mengantarkan pengunjung berkeliling pantai, tentunya dengan biaya yang telah
disepakati. Perlu diingat, ketika disana pengunjung tidak boleh merusak pohon
mangrove, memburu satwa yang ada disana, serta mengotori lingkungan. Untuk yang
kesana berpasangan namun belum menikah, sebaiknya lebih menjaga sikap dan
memperhatikan sopan santun. Penduduk setempat tidak segan-segan untuk
memberikan teguran dan sangsi jika melihat pengunjung yang tidak mengindahkan
peraturan dan tidak menjaga sopan santun.
Mari kita jaga bersama kekayaan alam Indonesia, inilah harta yang paling
mahal harganya.
0 komentar:
Posting Komentar