Diantara semua kabupaten yang ada di Daerah Istimewa
Yogyakarta, Kulon Progolah daerah yang menurutku masih asing. Memang aku
sendiri jarang sekali jalan-jalan ke Kulon Progo. Selain karena lebih jauh dari
daerah lainnya, jalanan di Kulon Progo juga banyak tanjakan seram. Belum lagi
masalah sinyal. Jika biasannya aku jalan ke Gunung Kidul masih bisa mendapatkan
sinyal internet, di Kulon Progo biasannya agak susah bahkan gak ada.
Perjalananku kali ini adalah rencana dadakan yang bahkan aku
gak mempersiapkan apapun. Diajak ke Waduk Kleco atau bisa juga disebut Waduk
Mini maka pikiranku pun perjalanan kesana gak akan menyiksa dan jalannya pun
gak akan susah. Karena biasanya waduk-waduk di tempat lain jalannya sudah
bagus. Akupun mengira perjalanan kesana tak akan terlalu menyusahkan dan
kupikir aku akan menikmati jalan-jalan cantikku setelah sekian lama aku tak
pernah pergi plesiran. Bisa dibilang aku waktu itu salah kostum, dengan memakai
sandal agak tinggi kupikir itu tak akan membuat masalah. Ya memang sih gak
masalah, tapi sedikit menyusahkan. Bahkan beberapa kali aku diledek teman
seperjalananku.
Perjalanan ke Kulon Progo memang sedikit membingungkan. Jika
kamu gak tau rute tepat menuju tempat wisata yang ingin kamu tuju maka bisa
jadi kamu akan kesasar hingga rute jalan yang lebih jauh lagi. Akupun kemarin
juga begitu. Setelah percaya diri menuju arah yang benar ternyata kami harus
memutar balik berkilo-kilo meter agar menuju lokasi wisata yang tepat. Beberapa
kali aku menanyakan lokasi waduk mini kepada penduduk disana bahkan mereka
tidak mengetahuinya. Dengan modal Tanya sana-sini dan nyasar berkali-kali
akhirnya sampai juga ke Waduk Kleco atau Waduk Mini. Ternyata jalannya memang
menanjak keatas sehingga membuatku kecapekan ketika menggunakan sandal yang
agak berat tadi. Namun it’s Ok karena
jalannya sudah bagus karena beraspal.
Jangan bayangkan waduk ini akan sebagus dengan waduk Sriten
yang ada di Nglanggeran, Gunung Kidul. Jauh sekali jika membandingkan dengan
Waduk Kleco dengan Waduk Sriten. Aku bahkan sedikit kecewa setelah sampai di
tempat karena tidak sesuai dengan ekspekasiku. Apalagi setelah bersusah-susah
menemukan jalan yang tepat dan mblusuk
menuju waduk ini. Tapi aku selalu menikmati setiap perjalananku tidak peduli
dengan rasa kecewa yang kudapatkan.
Jika memang kamu ingin menjelajah waduk ini maka datanglah
pada waktu pagi hari atau fajar. Namun bisa aku pastikan kalau berangkat
pagi-pagi kamu akan merinding dengan jalanan menuju kesana yang penuh dengan
pepohonan lebat dan mungkin tidak ada penerangan jalan karena akupun tidak
melihat adanya lampu di sepanjang jalan yang kulalui. Tapi asyiknya kalau kamu
datang di pagi hari maka kamu bisa melihat matahari terbit membelah pegunungan
menoreh yang masih asri. Apalagi jika kamu suka fotografi landscape, pemandangan bukit menoreh di pagi hari dengan
kabut-kabut tipis akan membuat lukisan alam yang sangat indah. Jika memang
terpaksa ke Waduk Kleco di siang hari seperti aku ini maka kamu bisa
duduk-duduk manis di gazebo-gazebo sembari menikmati pemandangan bukit menoreh
dan waduk mini yang ikannya masih keci-kecil. Sebenarnya disana juga ada flying fox yang lewat tepat di atas
waduk. Namun ketika berbincang-bincang dengan penjaga disana, flying fox tersebut saat ini belum bisa
digunakan. Wah sayang sekali yaa.
Landscape Bukit Menoreh dari Waduk |
Ketika aku kesana tak
ada pengunjung lain selain aku dan rombongan. Sebelum pulang kami
bertanya-tanya pada pemuda setempat yang sedang berjaga di Waduk tersebut.
Katanya memang sebenarnya Waduk Kleco tersebut awalnya memang bukan dibuka untuk
tempat wisata melainkan hanya untuk irigasi kebun dan sawah yang ada di
sekitar. Lambat laun ada inisiatif untuk membukanya menjadi tempat wisata. Tapi
ternyata dapat dilihat saat ini, perkembangan Waduk Kleco sebagai destinasi
wisata seperti jalan di tempat. Entah karena lokasinya yang terlalu terpencil
atau mungkin kurangnya promosi kepada masyarakat luas. Jika penduduk sekitar serius untuk membukanya
menjadi destinasi wisata, mungkin promosi lebih gencar dapat dilakukan.
Satu hal yang perlu diperbaiki lagi, seharusnya harus
diperbanyak papan petunjuk jalan yang menuju ke Waduk Kleco itu. Karena saat
aku kesana susah sekali untuk menemukan lokasi tepat Waduk Kleco ini. Padahal
aku sudah melewati jalan sebelum belokannya, eh malah kebablasan dan harus
putar balik lagi karena tidak adanya papan petunjuk jalan.
Transportasi terbaik untuk ke Waduk Kleco ini adalah
menggunakan motor yang kondisinya prima. Karena saat masuk ke area Waduk Kleco
aka nada tanjakan yang cukup tinggi. Jika menggunakan mobil mungkin bisa namun
jalannya sangat sempit sekali. Butuh keahlian khusus memang agar bisa menemukan
tempat terpencil diantara perbukitan Menoreh ini.
0 komentar:
Posting Komentar