Salah satu daerah
di DIY yang terkenal dengan keindahan pantainya adalah Gunung Kidul.
Pesona-pesona pantai berpasir putih dengan pemandangan bukit yang menyejukkan
mata menjadikan pantai-pantai Gunung Kidul juara di hati para penikmatnya.
Tetapi, secara pribadi aku paling malas jika main ke pantai Gunung Kidul.
Selain karena jarak tempuhnya yang jauh, daerah selatan di pantai Gunung Kidul
juga masih terasa asing untukku. Tapi berkat perjalanan kali ini aku jadi tau
bahwa pengorbanan dari jauhnya perjalanan kesana akan terbayarkan dengan
pemandangan yang tak bisa didapatkan di sudut kota Jogja manapun!
Pemandangan dari atas bukit Kosakora |
Awalnya aku memang
sudah menargetkan akan jalan-jalan ke pantai Gunung Kidul bulan Nopember. Namun
karena pada bulan tersebut sedang sibuk-sibuk nya kuliah, target itu kemudian
terlupakan hingga bergantinya bulan. Desember tiba dan liburan panjaaaaang pun
tiba. Aku yang seorang anak perantauan merasa bosan dengan liburan di Jogja
tanpa aktivitas yang menyenangkan. Kalau dulu ingin pergi jalan, tinggal chat Mas
gebetan terus langsung cus berangkat. Tanpa banyak fafifu dan rencana, tapi
semuanya langsung terlaksana gitu aja. Tapi semenjak si Mas pulang ke pulau
seberang karena kuliah nya sudah selesai, akupun jadi merasa kehilangan travelmate
ku. Mau ajak teman kuliah jalan, mereka pada pulang kalau libur datang. Mau
ajak teman kenalan jalan, tentunya sungkan. Nah beruntung nih kali ini ada
saudara sepupuku yang kuliah di Jogja ngajakin aku jalan ke Pantai Kosakora.
Karena lagi selo, dan memang sudah merencanakan ingin liburan, esok
harinya langsung berangkat setelah mengajak dua orang teman kampusku yaitu Arin
dan Dina.
Jam 8 pagi kami
berempat berangkat dari Jogja kota. Ini adalah kali pertama aku ke pantai
Gunung Kidul naik motor. Ada rasa was-was karena jalannya naik turun dan
berkelok-kelok. Tapi kumantapkan dalam hati. Akhirnya kurang lebih perjalanan
2,5 jam kita sampai di Pantai Drini. Kukira awalnya sepi karena kami kesana
hari Rabu. Namun ternyata pantai itu dipadati pengunjung yang umumnya dari luar
kota. Karena tujuan kami ke Bukit Kosakora, yang jaraknya sekitar 2 kilometer
dari Pantai Drini, kami tidak berlama-lama di Pantai Drini. Dari sana kami
langsung bertanya kepada masyarakat di sekitar pantai tentang jalan menuju Bukit
Kosakora. Ternyata sudah ada jalan khususnya dan kami tinggal mengikuti jalan
setapak dan papan penunjuk jalan.
Awalnya kukira
tidak terlalu jauh antara Pantai Drini dengan bukit Kosakora. Namun ternyata
kami harus melewati dua bukit dan melewati 2 pantai. Langsung saja aku lemas apalagi
belum sarapan semenjak berangkat tadi pagi. Dua orang temanku pun ketika
perjalanan ke Bukit Kosakora sempat ngomel-ngomel karena ketika jalan
sama aku pasti diajak ke tempat-tempat yang adventourous. Aku jadi serba
salah dengan mereka, apalagi mereka memang buka tipe orang yang suka jalan
ketempat wisata yang menantang. Aku malah sebaliknya, meskipun lapar dan lemas,
aku senang dapat melewati bukit yang sepi jauh dari hingar-bingar orang, dapat
melihat hijaunya tumbuhan dan birunya awan. Sayangnya waktu kita menyusuri
bukit, cuaca sedang panas-panasnya sehingga benar-benar membuat kami kelelahan.
Akhirnya kami semua memutuskan istirahat di Pantai yang pertama kita lalui. Disana
kami makan bekal yang sudah kami persiapkan dan mencari keteduhan dibalik
tanaman pandan laut. Pantai itu tidak terlalu luas dan
banyak sekali bebatuan besar dibibir pantai. Sehingga kamipun tidak tertarik
untuk bermain-main dibibir pantainya.
Perjalanan melewati bukit |
Setelah cukup
beristirahat dan makan cemilan, kami akhirnya memiliki energi untuk melanjutkan
perjalanan. Dijalan yang kami lalui kali ini, sudah tidak terlalu menanjak
seperti jalanan yang kami lalui sebelumnya. Disekeliling jalan kami melewati ladang
jagung dan rumah penduduk. Bahkan juga ada warung yang menjual aneka makanan
dan minuman. Akhirnya kami kembali istirahat di warung tersebut dan menikmati
minuman dingin. Rasanya sangat menyegarkan, mengingat waktu itu cuaca sangat
panas. Kali ini tidak berlama-lama kami langsung melanjutkan perjalanan hingga
tiba di Pantai Ngrumput. Pantainyai indah sekali dengan pasir putihnya yang
menawan. Disisi timur dengan gagahnya terlihat tebing dari bukit Kosakora yang
kami akan tuju. Karena cuaca sangat panas, kami sengaja tidak bermain dibibir
pantai dan memutuskan untuk langsung naik ke Bukit Kosakora.
Sebelum naik, ada
petugas yang berjaga dan kami dikenakan biaya retribusi Rp.2000 rupiah per
orang. Biaya itu untuk pemberdayaan kawasan wisata dan untuk kas Desa.
Perjalanan kebukit kali ini cukup menguras energi. Meskipun sudah ada jalan
setapak, tapi tetap saja jalan yang kami lalui curam. Bahkan bebatuan karang
yang ada disekitar jalanan sangat tajam dan berbahaya jika kita tidak
berhati-hati. Usahakan santai saja ketika akan naik keatas. Atur napas
perlahan-lahan dan tetap fokus. Tidak lama kemudian alhamdulillah kami akhirnya
sampai juga di Bukit Kosakora. Ternyata disana sudah ada banyak wisatawan yang
lebih dulu sampai.
Tiba di puncak Kosakora |
Terkadang jika kita
melihat tempat wisata dari media sosial atau internet, akan ada dua
kemungkinan. Pertama, bisa jadi tempat wisata yang kita datangi lebih bagus
daripada foto-foto dan review yang ada di internet. Kedua, bisa jadi tempat
wisata yang kita datangi lebih jelek daripada foto-foto dan review yang ada di
internet. Bisa karena edit foto yang berlebihan, ataupun review tempat wisata
yang dibagus-baguskan. Atau bisa jadi kita datang pada waktu yang tidak tepat?
Nah karena akupun
juga mendapat bisikan untuk pergi ke Bukit kosakora dari internet, aku pun
mengalami dua hal itu sekaligus. Pertama yang kurasakan adalah kecewa, karena
bukit Kosakora yang kulihat di foto-foto instagram tidak secantik
aslinya. Yang kulihat dan kukira, bukit Kosakora itu luas, hijau, sepi, dan
adem. Namun ketika aku kesana, ternyata tempatnya tidak terlalu luas,
rumput-rumput hijau pun hilang, entah itu karena musim panas atau karena hujan
belum turun. Yang awalnya kukira sepi, namun ternyata ramai dan banyak
pengunjung. Mulai dari emak-emak, traveller sejati, photographer,
hingga tak ketinggalan para alayers. Mungkin Karena banyak pengunjung
yang datang itulah sampai ada warung diatas sana. Ibuk yang punya warung
menjual berbagai makanan dan minuman hingga menyediakan keperluan camping.
Disana juga ada ayun-ayunan, yang disewakan dengan tarif 5000-10000 tiap orang.
Wow, semakin komersil lah tempat wisata ini.
Warung diatas bukit |
Akhirnya kami
istirahat ditikar yang disediakan ibuk yang punya warung. Sambil makan berbagai
bekal yang dibawa dan ngobrol asyik dengan teman serta ibuk pemilik warung. Kami
menanti matahari agak rendah untuk berfoto-foto dan turun ke Pantai Ngrumput
menikmati pesona bibir pantainya.
Akhirnya pukul 4
sore kami semua turun kebawah. Awalnya kami ingin menikmati sunset, tapi karena
matarahari tenggelam pukul 6 lebih kami memutuskan untuk segera pulang saja
karena takut kemalaman dijalan. Kali ini kami sengaja mengambil jalan pulang
melalui bibir pantai menuju kearah Pantai Drini. Nah perjalanan pulang inilah
yang membuatku berpikir bahwa tempat wisata yang kutuju lebih menarik dari apa
yang diceritakan di media sosial dan apa yang kulihat difoto. Karena saat
perjalanan turun melalui bibir pantai menuju pantai Drini, kami menemukan
hal-hal yang menyenangkan dan pemandangan yang sangat mempesona.
Foto berlatar tebing Kosakora yg gagah |
Karena sudah sore,
air sedang surut dan kami bisa melewati bibir pantai yang dipenuhi dengan
bebatuan tajam, rumput laut, dan aneka hewan laut. Sangat disarankan untuk
tetap memakai sandal ketika lewat dibibir pantai agar kaki tidak terluka.
Sepanjang perjalanan, pemandangan sore sangat indah dan cahaya matahari
kekuningan merefleksikan tebing-tebing yang kokoh di permukaan air. Para
pemancing juga turun ke bibir pantai untuk mencari tangkapan ikan. Andai saja
aku tidak terburu-buru, aku ingin ikutan mancing disana, pikirku. Kami terus
mempercepat langkah dan kira-kira butuh waktu sekitar satu jam lebih untuk
sampai di Pantai Drini. Setelah sampai, kami membersihkan tangan dan kaki
kemudian langsung pulang menuju kota Jogja.
Perjalanan ke Pantai Drini melwati bibir pantai |
Awas! Bebatuannya curam |
Ketika Pantai mulai surut, keindahan mulai tampak |
Sebuah perjalanan
yang tak akan kulupakan. Dan ternyata dua orang temanku yang sempat ngomel tadi
juga merasa senang dan puas dengan perjalanan kali ini. Meskipun lelah dan
menempuh perjalanan yang jauh, namun terbayarkan dengan pemandangan indah dan
momen bersama orang terdekat.
Rute:
Jogja – Piyungan –
Patuk – Sambipitu – Lanud TNI Gading Siyono – Bundaran Tuga BPD Lurus keTimur –
Wonosari – Jalan Baron – Tanjungsari – Pos Retribusi Kawasan Pantai Gunung
Kidul – Mengikuti Jalan Arah Pantai Drini – Trekking Bukit Kosakora (2km)
CP ibuk pemilik
warung: 082325890937
(Bisa dihubungi
ketika akan menyewa tenda atau tempat camping di Kosakora. Anak sekolah dan
kuliah biasanya diberi harga murah)
Pengeluaran:
Tarif parkir motor :
@2000
Tarif Masuk kawasan
wisatai pantai : @10.000
Tarif Masuk Bukit
Kosakora 2x : @2000
Tarif sewa ayunan :
@5000 dan @10.000
dll
0 komentar:
Posting Komentar