foto dari atas mercusuar Pantai Pandansari |
“Bil pantai mana ya yang deket dan murah”, tulis Viqy di pesan WhatsAppnya
“Pantai Selatan Viq, deket”, Jawabku dengan sekenanya
“Yuk ke pantai”, ajak Viqy
“Ya ayo, ke Pantai Goa Cemara aja yang belum pernah kan kamu”, Kataku sambil berpikir kenapa kok tiba-tiba Viqy ngajak ke Pantai
Beberapa hari setelah percakapan itu, agenda pergi ke pantai kupikir menguap begitu saja. Tapi karena waktu itu hari libur dan aku merasa berdosa kalau nggak jadi ngajak Viqy ke pantai akhirnya kujadikan saja agenda tersebut. Aku tahu waktu itu dia sedang ingin pergi ke pantai Bukan karena dia ingin menikmati keindahan alamnya, namun disetiap perjalanan, akan ada hal yang ingin dia ceritakan. Mengungkapkan keresahan dan kegelisahan yang dia rasakan lewat sebuah perjalanan. Begitulah cara kami saling berbagi.
Niat awal memang ingin ke Pantai Goa Cemara, tapi setelah beberapa saat kupikir-pikir karena kami akan kesana pada waktu hari libur dan pasti Pantai Goa Cemara bakal ramai, akhirnya kuberikan alternatif pantai lainnya yang cukup menarik dikunjungi yaitu Pantai Pandansari. Pantai Pandansari memang dari segi fasilitas memang sangat kurang, namun di pantai itu punya satu keistimewaan yaitu Menara Mercusuarnya yang bisa dikunjungi wisatawan. Jadi buat kamu yang datang kesana bisa naik ke atas mercusuar sambil menikmati pemandangan pantai selatan dari atas mercusuar itu.
Niat awal ke pantai memang ingin menikmati sunset. Jadi waktu itu kami dari Kota Jogja berangkat pukul 3 siang, lalu sampai di lokasi tepat pukul 4 sore. Sampai di kawasan pantai terlihat tidak terlalu banyak wisatawan yang datang, meskipun kala itu hari libur. Sebelum naik ke atas mercusuar, aku mengajak Viqy untuk menikmati bibir pantai sejenak dan duduk-duduk sambil makan jajanan yang sudah dibawa sebelumnya.
Sayangnya, kondisi bibir Pantai Pandansari kurang menarik. Baik untuk dinikmati maupun berfoto. Apalagi ombak di pantai itu yang besar membuat was was pengunjung yang bermain ombak di bibir pantai. Terlihat orang tua selalu sigap menemani anak-anaknya bermain air di bibir pantai sambil berlari-larian kecil ketika ombak mendekat. Untungnya di lokasi Pantai Pandansari sana terdapat banyak pepohonan dan pohon cemara yang membuat teduh lokasi pantai. Jadi ketika kamu kesana pada waktu siang hari pun masih tetep bisa ngadem di bawah pepohonan cemara yang juga dilengkapi beberapa tempat duduk.
Setelah kira-kira satu jam puas menikmati pemandangan pantai di gazebo sambil menghabiskan makanan ringan, akhirnya kamipun beranjak ke atas mercusuar. Ketika akan masuk ke dalam mercussuar, tiba-tiba ada seorang ibuk-ibuk yang datang menghampiri kami dan mengatakan kalau ingin masuk mercusuar harus membayar Rp 5000 per orangnya. Kamipun bingung mau jadi masuk atau tidak ya. Akhirnya Viqy pun sepakat untuk masuk dan menyerahkan uang ke ibunya itu. Dalam hati aku kesel banget ada pungutan liar seperti itu. Padahal dulu waktu pergi kesana juga aku nggak kena biaya masuk segala. Ya iyalah, itukan hampir 4 tahun lalu. Waktu aku kesana sama Mas….. ah sudahlah
Setelah memasuki area dalam mercusuar, tangga-tangga melingkar menyambut kami. Ternyata banyak juga pengunjung yang sudah berada di atas puncak mercusuar sore itu. Ketika menaiki tangga-tangga tersebut, napasku terasa tersengal-sengal karena jumlah tangganya banyak banget. Sesekali aku berhenti untuk mengambil napas sebentar dan menengok pemandangan dari jendela kecil. Betapa indahnya pemandangan pantai yang terlihat dari atas. Setelah itu akupun kembali semangat dan melanjutkan hingga puncak mercusuar.
Sampai di atas puncak mercusuar, angin berhembus dengan kencang. Meskipun aku sudah pernah kesana, aku tetap saja takjub dengan pemandangan yang kulihat dari atas mercusuar. Sepanjang mata memandang, kulihat hamparan pantai selatan membentang. Jika di dari bibir pantai terlihat keganasan ombak pantai selatan, dari atas sini ombak tersebut terlihat tenang. Pemandangan kehijauan di sekeliling juga terlihat menyejukkan mata. Sayangnya dari atas sini anginnya sangat kencang. Jadi buat kamu yang tidak tahan dingin bisa jadi bakal masuk angin setelah pulang dari puncak mercusuar itu.
Sayangnya sore itu cuacanya mendung berawan. Sunset yang kami nantikan pun tidak terlihat cukup indah. Sebenarnya kamipun sudah tahu bahwa hari akan berawan dan presentase untuk dapat sunset indah kecil sekali. Namun tetap saja kami berangkat dan memang benar dugaan itu. Niat hati ingin melihat sunset, malah kami melewatkannya. Karena angin yang cukup kencang, kami mencari lokasi duduk di sebelah timur mercusuar agar terhindar dari hembusan angin. Beberapa orang juga mulai terlihat turun dari mercusuar, tapi kami malah asyik mengobrol hingga langit terlihat gelap.
Jika kemarin sewaktu aku dan Viqy jalan ke alkid Jogja, akulah yang paling banyak menyampaikan kegelisahanku. Sekarang, berbalik Viqy yang menumpahkan kegelisahan-kegelisahannya. Sebagai temannya kuberikan saran terbaik, menyuruh dia untuk selalu semangat, dan menjalani proses kehidupan ini dengan sabar. Kamipun juga berujung membicarakan pada topik yang entah kenapa semakin sering dibahas untuk orang-orang seusiaku, yaitu Menikah.
Buat Viqy, dia masih siap untuk menuju ke arah sana dalam waktu dekat. Masih banyak pencapaian yang ingin dia raih. Sama dengan dia, akupun belum ingin berencana seserius itu dengan orang dalam waktu setahun atau dua tahun lagi. Padahal dulu ketika aku masih bersama dengan ‘orang itu’, aku merasa siap banget untuk membangun hubungan ke arah itu. Sekarang, entah karena harapanku sudah pupus, aku belum menemukan orang yang membuat hatiku mantap, atau memang aku ingin meraih hal-hal lain, seakan-akan konsep menikah malah semakin kabur dan jauh dari anganku.
Tapi di titik ini malah ada seseorang yang menginginkanku hidup bersamanya. Ah tapi aku tidak bisa menerimanya, terlalu banyak keraguan buatku melangkah. Akupun kadang tidak bisa membedakan apakah memang keraguan ini datangnya dari hatiku atau memang karena aku masih memiliki ‘rasa’ dengan orang yang dulu. Akupun tidak bisa menjawabnya.
Setelah hari semakin gelap dan tinggal kami saja yang berada di puncak menara, akhirnya kamipun bergegas untuk turun dan pulang. Meskipun menaiki anak tangga menuju atas mercusuar lebih menyiksa, namun menuruni anak tangga justru membutuhkan kehati-hatian. Dengan sabar dan penuh hati-hati, akhirnya kami sampai juga di bawah.
Suasana sudah gelap dan pengunjung pun sudah banyak yang pulang. Kami memarkirkan motor di dekat lokasi mercusuar. Namun ternyata kami disuruh bayar parkir lagi setelah mengambil motor. Padahal pada waktu masuk ke area pantai tersebut sudah ditarikin tiket untuk parkir. Ini lah yang menjadi hal yang paling menyebalkan dari tempat wisata. Banyak sekali pungutan liar yang membuat pengunjung nggak nyaman.
Akhirnya kami pulang dengan menggerutu sendiri. Niat hati pengen liburan ke tempat yang dekat dan murah, malah kena pungutan-pungutan liar yang bikin nda ikhlas. Yasudahlah ikhlasin saja yah!